Senin, 30 September 2013

Name Plate Motor 3 Phasa (umum)

Pada umumnya name plate pada motor induksi 3 phasa terdapat hal hal penting tentang klasifikasi motor itu sendiri. Tetapi hal yang paling dasar yang perlu kita ketahui adalah Tegangan (Volt), Horse Power (HP), daya (KVA), kecepatan (RPM) dan juga wiring inputnya.

Dalam kesempatan ini saya hanya akan membahas tentang tegangan dan wiring input yang terdapat pada name plate-nya saja, atau bagaimana cara membaca name plate secara umum. Karena saya sering menjumpai pertanyaan-pertanyaan dasar  tentang hal ini.

Volts : 380V

Motor induksi 3 phasa yang standard digunakan di Indonesia adalah motor induksi 3 phasa untuk tegangan 380V saja, dan biasanya pada salah satu bagian name plate nya tertulis "Volts : 380V". Untuk motor induksi 3 phasa yang berdaya diatas 5 HP harus dihubung dengan rangkaian kontaktor Star Delta, dan untuk motor induksi yang berkapasitas dibawah 5 HP bisa langsung dihubung Delta (segitiga) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor (klik disini bagaimana cara penyambungannya). Perhatikan contoh foto name plate 380V dibawah ini..

contoh gambar name plate motor 380V
 

gambar ilustrasi umum gulungan motor 3 phasa

Pada motor ber name plate seperti ini, saat hubung start menggunakan suplay tegangan 380V, namun masing-masing phasanya hanya menerima 220V, dan pada saat hubung delta phasanya akan menerima 380V. Maka rating motornya untuk delta adalah 380V, dan rating perphasanya (tegangan kerja)-nya adalah 380V.

Volts : 220V/380V

Untuk motor induksi 3 phasa yang ber-name plate 220V/380V ini, tidak dapat digunakan pada rangkaian kontaktor hubung Star Delta. Motor induksi 3 phasa jenis ini menunjukkan kalau motor yang terhubung Delta (segitiga) tegangan suplaynya harus bertegangan 220 Volt 3Ø, dan kalau terhubung Star (bintang) tegangan suplaynya haruslah bertegangan 380 Volt 3Ø. Perhatikan contoh foto name plate 220/380Vdibawah ini..

  
 contoh gambar name plate motor 220/380V


gambar pengkabelan motor 220V/380V

Hal itu disebabkan rating perphasa (tegangan kerja) motor tersebut adalah 220V. Jadi motor yang mempunyai name plate 220/380V seperti foto name plate diatas, tidak bisa dihubung Star Delta dikarenakan tegangan kerjanya yang berbeda. Motor 3 phasa jenis ini, pada umumnya mempunyai daya yang kecil atau lebih kurang dibawah 10 HP yang mempunyai kisaran Arus kerja maksimal ± 7 amper. Karena itulah motor jenis ini sangat aman bila langsung dihubung Star (bintang) dengan sebuah rangkaian interlock kontaktor, pada tegangan kerja 380V 3Ø.

Volts : 220V/380V/440V/660V

Khusus untuk motor yang mempunyai name plate seperti ini terdapat keistimewaan dalam hal gulungannya, karena terdapat 12 buah kabel input dan bisa dioperasikan pada 4 macam tegangan input yaitu 220V, 380V, 440V dan 660V. Dapat dilihat ilustrasinya pada gambar dibawah ini:



gbr. ilustrasi gulungan motor 3 phasa 12 kabel

Dan sistem pengkabelan-nya pun bervariasi, seperti pada gambar dibawah ini:



gbr. pengkabelan motor 3 phasa 12 kabel

Demikian saja penjelasan dari saya untuk pembahasan seputar name plate yang umum terdapat dan digunakan di Indonesia. Sebenarnya masih banyak hal yang perlu dibahas seputar name plate motor induksi 3 phasa ini. Namun sebagai pengetahuan dasar umum kelistrikan industri, saya rasa semua hal yang telah dijelaskan diatas sudahlah cukup. Terutama untuk mempelajari semua artikel saya selanjutnya di blog ini.

terimakasih... semoga bermanfaat.
__________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com

Wiring Diagram Star Delta dan Bintang Segitiga

Coba perhatikan lagi gambar hubung star delta yang telah saya perjelas dari gambar artikel sebelumnya di bawah ini:


gbr. wiring star dan delta

Rangkaian star delta ini diawali dengan hubung star terlebih dahulu, setelah itu baru terhubung delta. Penggambarannya sebagai berikut:

Gambar. wiring rangkaian utama Star Delta

Penjelasan:

Untuk syarat syarat motor induksi 3 phasa yang bisa dihubung Star Delta bisa baca disini


Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa wiring star delta menggunakan 3 buah kontaktor utama yang terdiri dari K1 (input utama) K2 (hubung star) dan K3 (hubung delta). Dan semua itu disebut juga Rangkaian Utama. Pada gambar, ketika K1 dan K2 aktif atau berubah menjadi NC maka hubungan yang terjadi pada motor menjadi hubung star, dan ketika K2 menjadi NO maka K3 pada saat yang bersamaan menjadi NC. Dan perubahan ini menyebabkan rangkaian pada motor menjadi hubung delta.

Bagaimana kita membuat K1, K2 dan K3 bekerja secara otomatis merubah hubung motor menjadi star delta?

Perhatikan gambar dibawah ini:
gbr. wiring diagram star delta

Gambar diatas adalah gambar wiring diagram star delta yang merupakan perpaduan antara interlock kontaktor dan fungsi NO dan NC dari timer. Perhatikan sekali lagi gambar di bawah ini, yang merupakan penjelasan dari gambar diatas.

gbr. penjelasan wiring diagram star delta

Pada kotak yang berwarna pink adalah wiring diagram dari interlock kontaktor, dan kotak yang berwarna hijau adalah kerja dan fungsi dari NO dan NC pada timer. Ketika tombol ON ditekan maka K1 akan bekerja, begitu juga T dan K2 (hubung star). Dalam hal ini K2 akan langsung bekerja karena terhubung pada NC dari T, disaat bersamaan T akan bekerja dan menghitung satuan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya (± 3~8 detik, tergantung besar kecilnya arus asut dari motor induksi yang digunakan). Dimana setelah habis ketapan waktunya maka NCnya akan berubah menjadi NO begitu juga sebaliknya. Perubahan inilah yang dimanfaatkan untuk menghidupkan K3 (hubung delta). Dan wiring diagram tersebut dikenal juga sebagai Rangkaian Pengendali.

Sebagai finalisasi wiring diagram star delta ini, maka saya tambahkan NC pada K2 dan K3 yang saling bertautan pada masing masing kontaktornya. Arus listrik akan mengalir terlebih dahulu pada NC K3 sebelum masuk koil K2, begitu juga sebaliknya. Hal ini semata-mata untuk menghindari terjadinya kedua kontaktor itu bekerja secara bersamaan bila terjadi hubung singkat, yang bisa menyebabkan kerusakan pada Rangkaian Utamanya, seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar. wiring rangkaian pengendali Star Delta

Cukup itu saja penjelasan dari saya tentang wiring diagram star delta ini. Semoga penjelasan ini menjadi gerbang pembuka untuk mempelajari dan membuat wiring diagram rangkaian otomatis lainnya termasuk dasar pemograman PLC.


Semoga bermanfaat..
__________________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com

Minggu, 05 Juni 2011

SYSTEM CONTROL DASAR MENGGUNAKAN KONTAKTOR .bag.1

Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri. Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian control yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian control yang berawal dari rangkaian manual. Adapun jenis rangkaian control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah selalu menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik . Rangkaian control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau control system selalu menggunakan KONTAKTOR, TIMER, OVERLOAD, MCB dan lain – lain. Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control atau pengendali adalah yang dinamakan KONTAKTOR.

KONTAKTOR
1. Pengertian
Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : “ Saklar yang system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / Continue “.


2. Bagian – bagian Kontaktor


3. Fungsi Kontaktor
Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan seperangkat alat control beban, seperti :
  • Penerangan
  • Pemanas
  • Pengontrolan Motor – motor Listrik
  • Pengaman Motor – motor Listrik
Pada pengaman motor – motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah. Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 % dari tegangan permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar. Kontaktor mempunyai kontak – kontak UTAMA dan kontak – kontak BANTU yang terdiri dari

  • NORMALLY OPEN ( NO )
  • NORMALLY CLOSE ( NC )
4. Simbol Bagian Kontaktor




 Koil elektromagnetik dengan A1 dan A2
sebagai penghantar keluaran dari koil
elektromagnetik.










Kontak pada kondisi NORMALLY OPEN
( NO ).









 Kontak pada kondisi NORMALLY CLOSE
( NC ).









 Kontak ON DELAY pada kondisi NORMALLY
OPEN ( NO ).









Kontak OFF DELAY pada kondisi NORMALLY
CLOSE ( NC ).







5. Penandaan Nomor Kontak
Penandaan nomor pada kontak untuk kontaktor menurut IEC adalah : A1 , A2 = Hubungan kontak untuk SUMBER TEGANGAN pada kontaktor. 1 , 3 , 5 = Hubungan kontak untuk SUPPLY pada rangkaian utama. 2 , 4 , 6 = Hubungan kontak untuk BEBAN pada rangkaian utama.

13 & 14
23 & 24
33 & 34
63 & 64   <==>Hubungan untuk kontak – kontak Bantu pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO )
73 & 74
83 & 84
93 & 94


11 & 12
21 & 22
31 & 32
61 & 62  <===>Hubungan untuk kontak – kontak Bantu pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC )
71 & 72
81 & 82
91 & 92

THERMAL OVER LOAD ( TOL )
1. Pengertian
Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature ) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen – elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak – kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor – motor
penggerak yang berfasa tunggal ( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor – motor DC atau motor – motor AC dari ukuran kecil sampai menengah.

Simbol Rangkaian :


Pada TOL tersebut memiliki perangkat yaitu, :
a) Reset Mekanik
Fungsinya yaitu : untuk mengembalikan kedudukan kontak pada posisi semula, pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih.
b) Arus Setting ( batas arus )
Fungsinya yaitu : sebagai harga arus atau batas arus pada pemanasnya atau arus yang mengalir pada kontaktor.

2. Bagian – bagian Thermal Over Load




3. Fungsi TOL
Dari pemasangan TOL ini berfungsi untuk mengamankan atau memberikan perlindungan dari kerusakan akibat pembebanan lebih pada motor. Penyebab dari pembebanan lebih ini antara lain :
1) Terlalu besar beban mekanik dari motor.
2) Arus start yang terlalu besar.
3) Motor berhenti secara mendadak.
4) Terjadinya hubung singkat / konsleting.
5) Hilangnya salah satu fasa dari motor tiga fasa.
4. Cara pasang
Untuk merangkai TOL ini dilakukan pemasangan dengan cara menghubungkan seri terminal – terminal elemen pemanas ke rangkaian belitan motor dengan kontak kontaktor di rangkaian control.

TIME DELAY RELAY ( TIMER ) 
Pengertian Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu yang sering disebut juga dengan timer.
Adapun fungsi dari Time Delay Relay ini untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara otomatis, misalnya untuk rangkaian control hubungan Ү – Δ secara otomatis, hubungan control secara berurutan dan lain – lain. Timer tunggal / berdiri sendiri dapat disimbolkan sebagai berikut :




Tetapi pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu :

1. ON DELAY
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ).

Simbol Rangkaian :




2. OFF DELAY
Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ).

Simbol Rangkaian :


bentuk fisik timer

PUSH BOTTOM ( TOMBOL TEKAN )
Pengertian Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang sering digunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi sama dengan saklar – saklar lainnya pada umumnya, tetapi memiliki perbedaan dalam penguncian.



1. Push Bottom Normally Open ( NO ) dengan fungsi jika ditekan bekerja ( ON ), apabila dilepas akan kembali semula ( OFF ).
 
Simbol Rangkaian :
2. Push Bottom Normally Close ( NC ) dengan fungsi jika ditekan tidak bekerja ( OFF ), apabila dilepas menjadi bekerja ( ON ).
 
Simbol Rangkaian :
3. Push Bottom mengunci, berfungsi jika ditekan bekerja ( ON ) dan apabila dilepas tetap bekerja ( ON ), tetapi jika ditekan untuk kedua kalinya maka akan tidak bekerja ( OFF ).
 
Simbol Rangkaian :
MINI CIRCUIT BREAKER (MCB) 
Pengertian MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari daya yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada system tersebut melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi trip (jawa “ njeglek”) pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat)(konsleting) maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung langsung dengan penghantar/kabel netral/nol dan juga ground/pentanahan. Dalam melakukan pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman rangkaian control dengan menggunakan MCB jenis 1 fasa. Tetapi pengaman untuk beban yang digerakkan oleh rangkaian control tersebut dapat menggunakan MCB jenis 3 fasa, sehingga dalam suatu panel yang digunakan untuk mengontrol suatu system minimal terdapat 2 MCB yaitu 1 buah MCB jenis 1 fasa dan 1 buah MCB 3 fasa.

Bentuk fisik MCB

BAGIAN-BAGIAN KONTAKTOR MAGNET



1.Kontaktor Magnet dengan Timer


Untuk memenuhi diskripsi kerja dari suatu rangkaian terprogram (misal untuk mengendalikan beberapa motor dengan waktu kerja yang berbeda / berurutan), maka diperlukan alat penunda waktu kerja kontak (timer) yang bekerja sama dengan kontaktor magnit. Dari gambar di samping dari atas ke bawah berturut-turut adalah :

1. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup (on delay)
2. kontaktor magnit dengan waktu tunda mati (off delay)
3. kontaktor magnit dengan waktu tunda kombinasi hidup-mati
4. kontaktor magnit dengan waktu tunda hidup-mati kontinyu
4.3.3.1 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)
Dari gambar di samping, timer on delay diset pada tva, sehingga bila kontaktor magnit aktif, kontak bantu NO-nya akan merespon (bergerak ke kanan / terminal 7 – 8 akan sambung) setelah waktu tva, dan akan lepas bila kontaktor magnit tidak bekerja. Untuk mudah mengingat, perhatikan pada tanda ” ( ” seperti payung. Bila tuas bergerak ke kanan, payung akan menahan / menunda gerakan tersebut.
4.3.3.2 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)
Timer off delay diset pada tvr. Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO langsung aktif juga (terminal 7 – 8 sambung). Selanjutnya bila kontaktor magnit tidak aktif, kontak bantu NO tetap aktif sampai waktu tvr (waktu tvr adalah waktu tunda dari kontaktor magnit tidak aktif sampai dengan kontak bantu NO lepas).
Perhatikan dalam gambar saat tuas bergerak ke kiri terlihat adanya payung ” ) ”.
4.3.3.3 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Kombinasi Hidup-Mati
Bila timer on delay diset pada tva dan timer off delay diset pada tvr, maka kontak bantu NO akan aktif setelah waktu tva dari mulainya kontaktor magnit aktif. Dan akan lepas setelah waktu tvr dari tidak aktifnya kontaktor magnit. Perhatikan pada gambar, gerakan tuas ke kanan maupun ke kiri akan tertahan dengan adanya tanda payung ” ( ” dan ” ) ”.
4.3.3.4 Kontaktor Magnit dengan Waktu Tunda Hidup-Mati Kontinyu
Pada timer ini dapat diatur di frekuensi tertentu, misalnya 1 Hz. Bila kontaktor magnit aktif, maka kontak bantu NO akan langsung aktif sambung-lepas / hidup-mati secara periodik / kontinyu sampai dengan kontaktor magnit tidak aktif.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 335 – 336.

2.Kontak Utama dan Kontak Bantu

Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak pada kontaktor magnit ada 2 macam, yaitu kontak utama dan kontak bantu.
Kontak Utama :
Konstruksi kontak-kontaknya dimensinya lebih luas dan tebal, sehingga mampu dialiri arus listrik yang relatif besar (arus beban). Terminal keluarnya yang ke beban (2, 4, dan 6) bisa disambungkan ke rele pengaman arus lebih (Thermal Overload Relay).

Kontak Bantu :

Konstruksi kontak-kontaknya berdimensi lebih sempit dan tipis, karena arus yang melaluinya relatif kecil (arus untuk rangkaian kontrol). Penulisan terminal kontakkontak bantu pada kontaktor magnit ditulis dengan angka dan digit, yaitu untuk kontak-kontak NC, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 1 dan 2 untuk kontak-kontak NO, digit kedua dari terminal-terminalnya dengan angka 3 dan 4. Sedangkan kontak-kontak bantu untuk fungsi tertentu (misal dengan timer), kontakkontak NC, digit kedua dengan angka 5 – 6. dan untuk kontak-kontak NC nya, digit kedua dengan angka 7 – 8. Penulisan kontak bantu NC maupun NO sebagai berikut :
- Untuk kontak bantu biasa
NC .1 – .2
NO .3 – .4
- Untuk kontak bantu dengan fungsi tertentu
NC .5 – .6
NO .7 – .8
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 334.

3. Kontaktor Magnet

Kontaktor merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil (kumparan  magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally close) menjadi lepas. Gambar di samping adalah kontaktor magnit arus bolakbalik, pada inti magnit dipasang cincin hubung singkat dengan tujuan agar jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik frekuensi 50 Hz, berarti dalam 1 detik inti magnit menarik dan mele-pas jangkar sebanyak 50 periode, sehingga menimbulkan getaran).

Simbol koil konduktor magnit seperti pada gambar di samping dengan terminal kumparan A1 dan A2 yang disambungkan pada rangkaian kontrol. Sedangkan pada bagian sebelah kanan adalah kontak-kontak sebagai saklar daya yang berfungsi untuk mengalirkan arus beban yang relatif besar. Terminal 1, 3, dan 5 disambungkan ke sumber jaringan 3 fasa dan terminal 2, 4, dan 6 disambungkan ke beban (motor).
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 333.

Trik mencari file di Mediafire.com


Lagi-lagi saya akan membagikan trick, Bagaimana cara mencari file di Mediafire. Pasti tahukan tentang mediafire..!!yup,Mediafire merupakan situs penyedia tempat untuk menshared file.Yang sudah pernah download di Mediafire pasti tahu bagaimana kecepatan speed nya..

Tetapi di sana tidak disediakan fasilitas Search..hehe ni yang bikin sedikit repot kalo mau cari file..
Oke deh langsung aja saya kasih tahu..

MENCARI FILE MUSIK ATAU LAGU
Untuk nama artisnya, album atau judul lagu:
site:mediafire.com mp3|wma|ogg "ketik nama penyanyinya, album atau judul lagunya di sini"


MENCARI FILE VIDEO
ketik site:mediafire.com asf|rm|avi|mp4|wmv|flv|mpg|mpeg|rmvb "ketik nama penyanyinya, album atau judul videonya di sini" pada google

MENCARI KOMIK
site:mediafire.com cbr|cbz "ketik judul komik di sini"

MENCARI FILE KOMPRES RAR,ZIP DAN SOFTWARE
site:mediafire.com rar|zip|exe "ketik file yang dicari"

MENCARI FILE E-BOOK
site:mediafire.com pdf|rar|zip|doc|lit "ketik file yang dicari"


Ket :
"Mediafire.com" dapat diganti dengan rapid*share atau megaupload ,dll

Motor Listrik 3 Fasa Putar Kanan Kiri


Rangkaian pengendali motor ini, dapat memutar motor kearah kanan dan kiri, menggunakan 2 buah magnetic kontaktor, yang akan di tukar salah satu fasanya, dan menukar NC (normaly close) pada rangkaian kontrol (lihat gambar). pada saat NO (normaly open) S2 ditekan maka K1 bekerja dan motor akan berputar, dan saat NO S3 ditekan maka NC S3 akan memutuskan K1, dan K2 akan bekerja serta motor akan berputarke arah sebaliknya, tekan tombol S1 untuk berhenti/ memutuskan rangkain.

Keterangan gambar : F1,2,3 =MCB 3 fasa
F4 =MCB 1 fasa
F0 =TOR(thermal overload relay)
K1,2 =Magnetic Kontaktor
S1,2,3 =Tombol/ Push Button
M =Motor 3 fasa

Panel Stardelta & D.O.L Starter

Star delta adalah sebuah sistem starting motor yang  paling banyak dipergunakan untuk  starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan arus listrik  yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah  saat start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58  dengan cara dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga/ delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh.
D.O.L (Direct OnLine) starter berfungsi sebagai penel penghubung dan pemutus tegangan Motor, DOL starter umumnya digunakan sebagai starter motor-motor  kecil. Pada dol starter saat start torsi yang terjadi sangat tinggi dan lebih tinggi dari kebutuhan.


 Rangkaian Star Delta

Coba perhatikan lagi gambar hubung star delta yang telah saya perjelas dari gambar artikel sebelumnya di bawah ini:




Senin, 30 Mei 2011

Sistem Kontrol Analog

Sistem Kontrol Kalang-Tertutup

Dalam sistem kontrol kalang-tertutup, output dari proses (variabel terkontrol) secara
terus menerus dipantau oleh suatu sensor, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.3(a).
Sensor mencuplik output sistem dan mengubah hasil pengukuran ini menjadi sinyal
elektrik yang dikirimkannya balik kepada pengontrol. Karena pengontrol mengetahui apa yang
sesungguhnya dilakukan sistem, ia dapat membuat penyesuaian apa pun yang dibutuhkan
untuk mempertahankan output pada nilai yang semestinya. Sinyal dari pengontrol kepada
aktuator adalah jalur maju [forward path], dan sinyal dari sensor kepada pengontrol
adalah umpan-balik (yang "menutup" kalang sistem kontrol).
Pada Gambar 1.3(a), sinyal umpan-balik dikurangkan dari rujukan pada pembanding
[comparator] (bagian depan dari pengontrol). Dengan mengurangkan posisi yang sesungguhnya
(seperti yang dilaporkan sensor) dari posisi yang diinginkan (seperti yang didefinisikan
rujukan), kita memperoleh ralat sistem. Sinyal ralat melambangkan selisih di antara
"tempat anda berada kini" dan "tempat yang anda inginkan". Pengontrol senantiasa bekerja
untuk memperkecil sinyal ralat ini. Ralat yang bernilai nol berarti output sistem sudah tepat
seperti yang seharusnya dinyatakan oleh rujukan.
Dengan menggunakan strategi kontrol, yang bisa-jadi sederhana atau rumit, pengontrol
berupaya memperkecil ralat. Strategi kontrol yang sederhana akan memungkinkan
pengontrol menyalakan atau memadamkan aktuator—contohnya, termostat yang menyalakan
atau memadamkan tungku demi mempertahankan suhu tertentu. Strategi kontrol yang
lebih rumit akan memungkinkan pengontrol menyesuaikan gaya aktuator demi memenuhi
tuntutan beban [load].


 Gambar 1.3 Sistem kontrol kalang-tertutup.
Sistem Kontrol Pemanasan Oven Kalang-Tertutup

Kontrol proses mengacu pada sistem kontrol yang mengawasi beberapa proses industri
sehingga output yang seragam dan benar dapat dipertahankan. Kontrol proses dapat melakukan
hal ini dengan memantau dan menyesuaikan parameter-parameter kontrol (seperti
suhu dan laju aliran) untuk menjamin produk output tetap sebagaimana seharusnya.
Contoh klasik dari kontrol proses adalah sistem kalang-tertutup yang mempertahankan
suhu yang telah ditetapkan dari oven elektrik, seperti yang dilukiskan pada Gambar 1.7.
 

 

Gambar 1.7 Sistem pemanasan oven kalang-tertutup.  

Dalam hal ini, aktuator adalah elemen pemanas, variabel terkontrol adalah suhu, dan
sensor adalah termokopel (suatu piranti yang mengubah suhu menjadi tegangan).
Pengontrol mengatur daya ke elemen pemanas sedemikian hingga mempertahankan suhu
(sebagaimana yang dilaporkan oleh termokopel) pada nilai yang ditetapkan oleh rujukan.



Rabu, 11 Mei 2011

ic 74ls138 demultiplexer

data sheet ic 74ls138
                                                     ------------------->Download<-------------------